Cost Estimator adalah seseorang yang bekerja untuk melakukan sebuah analisis terkait dengan estimasi biaya, menetapkan spesifikasi pekerjaan, mencari informasi mengenai harga bahan, dan juga membuat alternatif harga jenis kawat bangunan, dan lain sebagainya.
Estimasi biaya merupakan sesuatu yang fundamental dalam proyek pekerjaan. Estimasi biaya sendiri bertujuan untuk menentukan terkait kelayakan dan juga budget pendanaan proyek. Kurangnya akan informasi dan juga gambar design yang belum lengkap akan membuat estimasi biaya sulit untuk dilakukan. Di sinilah dibutuhkan peran serta tugas seorang cost estimator dalam mengidentifikasi segala kebutuhan proyek.
Pertanyaan nya metode apa yang digunakan oleh seorang cost estimator dalam menentukan estimasi biaya dalam suatu proyek ? Pertanyaan tersebut lah yang akan Kita jawab dalam artikel ini.
7 Metode Estimasi Biaya Yang Digunakan Oleh Cost Estimator
Metode estimasi biaya proyek terdiri dari berbagai tipe, metode yang digunakan dalam estimasi biaya tergantung pada kecenderungan cost estimator. Berdasarkan International The Association for the Advancement of Cost Engineering, menetapkan 7 metode konseptual untuk dalam menentukan estimasi biaya.
1. Metode Cost Significant Model
Metode yang pertama adalah cost significant model. Salah satu unsur penting dalam suatu proyek adalah tahap estimasi biaya. Kerap kali saat proses proyek masih tahap awal, informasi mengenai mengestimasi tidak semua ada secara mendetail. Sehingga, bisa menyebabkan hasil estimasi tidak begitu akurat, untuk itu dibutuhkan yang namanya model estimasi biaya cost significant model, dimana metode ini bisa menjelaskan sebagian besar proyek walaupun dengan informasi yang tidak detail.
Metode Cost Significant Model hanya mengambil terkait biaya pekerjaan apa saja yang secara signifikan berpengaruh terhadap biaya total proyek. Tujuannya untuk mengetahui tingkat keakuratan model estimasi biaya pada pembangunan, seperti pembangunan jembatan beton bertulang atau bisa juga proyek pembuatan penutupan saluran, yang tidak sekompleks dari proyek jembatan beton, jembatan gantung, gedung apartemen, dan lain sebagainya.
2. Metode Total Capacity Units
Metode estimasi ini sering kali diaplikasikan ketika seorang cost estimator hanya mempunyai data historis yang sesuai untuk beberapa proyek sejenis. Metode yang satu ini, mempunyai pendekatan estimasi dengan menghubungkan total unit produk yang akan dihasilkan (capacity units) dari suatu proyek terhadap biaya konstruksi yang telah dikeluarkan untuk menyelesaikan proyek tersebut.
Sederhananya, metode ini hanya memperkirakan terkait kapasitas produk akhir dari suatu proyek.
3. Metode Physical Dimension
Metode dengan pendekatan physical dimension ini sama seperti metode End-Products Units, akan tetapi metode physical dimension menggunakan dimensi fisik seperti volume, panjang, lebar, area, luasan tertentu. Dimensi-dimensi tersebut digunakan sebagai faktor kontrol dalam estimasi biaya. Contohnya estimasi biaya pada bangunan tertentu yang dilakukan dengan pendekatan square feet atau volume dari bangunan tersebut.
4. Metode Capacity Factor
Metode keempat yang digunakan oleh cost estimator adalah metode capacity factor. Metode estimasi biaya yang satu ini, menuntut cost estimator untuk melakukan sebuah pendekatan estimasi biaya pembangunan fasilitas baru dengan memakai data yang berasal dari biaya-biaya fasilitas yang sejenis yang sudah diketahui.
Metode capacity factor mempunyai tingkat keakuratan yang cukup tinggi, hal ini dikarenakan dalam prosesnya, metode ini memakai data biaya historis dan juga data kapasitas untuk kegiatan yang sama. Selain itu, metode capacity factor bisa diaplikasikan untuk pengambilan keputusan pada masa pra perencanaan proyek.
5. Metode Ratio atau Factor
Metode kelima yang digunakan oleh cost estimator adalah metode ratio. Pendekatan estimasi biaya proyek dengan metode ratio dilakukan dengan suatu pendekatan estimasi yang digunakan dalam kondisi dimana biaya total dari suatu fasilitas, diestimasi dari biaya komponen utamanya.
6. Metode Parametric
Metode parametrik merupakan salah satu metode yang menggunakan pendekatan ekstrim dalam melakukan estimasi biaya. Metode yang satu ini dikarenakan dalam kondisi suatu proyek tidak memiliki banyak data teknik sebagai ukuran untuk estimasi biaya yang lebih detail.
Metode parametrik sendiri menggunakan pendekatan representasi matematik dari hubungan terkait biaya-biaya yang berhubungan dan bisa diprediksi antara karakteristik fungsional dari proses dan biayanya.
Estimasi biaya dengan metode parametrik menggunakan persamaan matematis yang menghubungkan antar biaya dengan yang lainya atau variabel biaya parameter fisik yang mempunyai hubungan dengan item yang akan diestimasi. Pada teknik ini data historis digunakan untuk mengembangkan hubungan-hubungan terkait biaya berdasarkan analisis statistik. Estimasi parametrik memprediksi siklus biaya suatu sistem, menggunakan model matematik yang terdiri dari sejumlah parameter dan berdasarkan data proyek historis.
Menurut Bagus dan Julian (2007) dalam Kesturi (2012) estimasi parametrik merupakan estimasi dari suatu sistem yang dibuat berdasar komponen-komponen teragregasi, oleh model matematik yang terdiri dari parameter-parameter. Langkah-langkah penerapan estimasi parametrik adalah sebagai berikut : a. Penentuan parameter b. Pengumpulan data dan normalisasi data c. Pemilihan bentuk CERs (Cost Estimating Relationship) d. Pengujian Model matematis yang dihasilkan.
7. Metode Deterministic (Detailed) Estimating
Metode ini merupakan suatu pendekatan estimasi biaya proyek secara detail yang dipersiapkan untuk mendukung anggaran final yang telah direncanakan, dokumen penawaran, cost control selama pelaksanaan proyek, dan lain-lain.
Demikian informasi yang dapat Kami sampaikan mengenai metode cost estimator dalam menentukan estimasi biaya, semoga dapat bermanfaat. Jangan lupa, untuk membaca atikel Kami lainnya berkenaan model taman rumah. Sekian dan terima kasih