Pohon beringin kembar terletak di alun-alun kidul kota Yogyakarta. Bagi warga Jogja, keberadaan pohon ini sudah sangat dekat dengan masyarakat dan melegenda. Keberadaanya tak lekang oleh waktu, sejak dulu hingga sekarang pohon ini berdiri kokoh dalam pagar putih. Ada banyak kisah, sejarah, dan juga mitos menarik yang bisa kita kulik dari keberadaan pohon beringin kembar ini.
Keraton Yogyakarta seperti hal nya Surakarta, memiliki 2 alun-alun yaitu alun-alun lor ( utara ) dan alun-alun kidul ( selatan). Sebenarnya di kedua alun-alun ini ada pohon beringin kembarnya, namun yang terkenal dengan mitosnya adalah pohon beringin di alun-alun kidul.
Keberadaan alun-alun, keraton, malioboro, monumen tugu jogja, gunung merapi dan juga pantai selatan terletak dalam satu garis imajiner. Jika kita melihat peta, meskipun dikelilingi dengan berbagai investasi properti yang cukup semrawut, kita akan dapati memang tempat-tempat ini dapat disatukan dengan garis lurus. Unik memang, bahkan sebagian orang mempercayai adanya filosofi tertentu dibalik fakta ini.
Alun-alun Jogja, Dahulu dan Sekarang
Mungkin ada yang bertanya-tanya fungsi alun-alun itu sebenarnya apa sih? Kalau sekarang ini kita saksikan, alun-alun Jogja sebagai tempat wisata yang wajib dikunjungi terutama di sore atau malam hari. Sebenarnya siang hari juga tak kalah ramai sih, ditambah lagi fasilitas wisata di sekitar sana juga sudah lengkap. Ada sewa bus, rental elf jogja, dan juga rental mobil. Kamu bisa memilih yang kamu suka.. Lalu, ini dia hal-hal yang perlu kamu tahu tentang Alun-alun Kota Jogja dulu dan sekarang.
1. Alun-alun sebagai Tanda Pusat Pemerintahan
Pada zaman dahulu alun-alun dijadikan sebagai tanda pusat pemerintahan Kerajaan. Keberadaan alun-alun selalu tak lepas dari tata ruang keraton. Alun-alun dijadikan sebagai tempat untuk kegiatan pemerintah seperti pengumuman titah raja. Termasuk jika rakyat ingin menghadap atau mengadu kepada raja biasanya mereka menunggu disini.
2. Alun-alun sebagai Ruang Publik
Ruang publik artinya tempat yang diperuntukkan untuk umum, jadi siapa saja boleh masuk. Dahulu, alun-alun dijadikan ruang publik bertemunya masyarakat dari berbagai kelas sosial. Tak peduli kelas sosial, semua masyarakat bersatu dalam ruang publik ini. Masyarakat banyak melakukan aktivitas di ruang publik ini, ada berjualan, pertunjukan dan lain sebagainya. Jadi hampir mirip dengan fungsi alun-alun saat ini ya.
3. Tempat Berlatih Perang Prajurit Kerajaan
Alun-alun selatan dulunya lebih sering dipakai untuk berlatih para prajurit kerajaan. Jadi para prajurit latihan beralaskan pasir lembut ya bukan alas seperti lantai rumah.
4. Filosofi Pohon Beringin Kembar
Pohon beringin di alun-alun Jogja terdiri dari 64 pohon dan 2 yang paling istimewa ada di tengah yang sering disebut pohon beringin kembar. 62 pohon di sekelilingnya menggambarkan usia wafatnya Nabi Muhammad SAW dalam hitungan jawa. Ternyata filosofinya istimewa sekali ya.
5. Nilai Agamis Alun-alun
Alun-alun Utara dan Selatan kota Jogja ditutupi dengan pasir lembut. Akhir-akhir ini kita juga melihat berita tentang revitalisasi pasir alun-alun untuk mengembalikan fasadnya seperti dulu. Makna dari pasir lembut ini adalah bahwa alun-alun adalah simbol laut tak berpantai yang artinya perwujudan kemaha tak hinggaan Tuhan. Maka secara keseluruhan, makna alun-alun beserta kedua pohon beringin kembar di tengahnya menggambarkan konsepsi manunggaling kawula Gusti, bersatunya raja rakyat dengan raja dan bertemunya manusia dengan Tuhan.
Kalau disimpulkan ternyata fungsi alun-alun Jogja dulu hingga sekarang memang mengalami perubahan. Namun fungsi alun-alun sebagai ruang publik masih terjaga hingga sekarang. Sampai saat ini kita dapat menikmati alun-alun sebagai ruang publik untuk wisata dan berkulineran.
Selain itu kita juga dapat melihat bahwa alun-alun sangat dekat dengan nilai islam. Gimana nih, apakah jadi lebih tertarik ingin mempelajari sejarah tentang alun-alun lebih dalam?
Mitos Populer Seputar Pohon Beringin Kembar
Seperti sudah satu paket, setiap wisata budaya selalu memiliki mitos-mitos tertentu. Begitu juga dengan pohon beringin kembar ini, ada satu mitos yang sangat melegenda hingga saat ini yang disebut dengan masangin. Mitos ini selalu membuat penasaran wisatawan sehingga ingin mencobanya.
Mitos, artinya ini adalah cerita yang boleh dipercaya ataupun tidak. Sebagai garis bawahnya, umat islam hanya boleh menjadikan ini sebagai wawasan saja. Wisatawan yang mencoba pun ada yang karena percaya tapi ada juga yang karena iseng saja.
Masangin merupakan mitos yang mempercayai bahwa siapa saja yang berhasil berjalan diantara dua beringin maka keinginannya akan terkabul. Kalau kita baca atau dengar cerita orang sekitar pasti banyak sekai testimoni yang menunjukkan bahwa mitos ini benar adanya.
Ada yang diterima kerja setelah melakukan ritual mitos ini, ada yang lulus, ada juga dagangannya laris. Kemudian faktanya memang tidak semua orang berhasil melakukan challenge ini. Ada yang nyasar dan berbelok jauh banget, ada juga yang berputar –putar disitu aja. Katanya sih dibuat bingung setan.
Lalu gimana sih cara mencoba mtos ini? Ini langkah-langkah yang biasa dilakukan :
- Permainan dilakukan dengan berdiri pada jarak 20-30 meter dari pohon beringin
- Kedua mata pemain ditutup dengan kain
- Sebelum berjalan ke arah beringin badan pemain diputar-putar terlebih dahulu 360 derajat berkali-kali
- Pemain diarahkan lurus ke depan dan dipersilahkan untuk jalan lurus ke arah pohon beringin.
Sekarang tahu ya penyebabnya kenapa banyak pemain yang nggak berhasil?iya soalnya pusing setelah diputar-putar badannya. Berani mencoba?
Tenang, buat kamu yang ingin ke alun-alun kidul tapi tidak ingin mencoba mitos ini kamu bisa melakukan kegiatan lain kok yang pastinya seru juga. Beberapa hal yang bisa kamu lakukan yaitu kulineran, bersepeda keliling alun-alun, naik motor mini, dan juga selfie bersama bestie. Nah itu tadi beberapa hal menarik yang bisa kita kulik dari pohon beringin kembar yang ada di alun-alun jogja. Semoga bermanfaat.